Sabtu, 12 September 2020

Sedekah yang Dipaksakan

Salam sejahtera untuk kita semua
Pembaca yang budiman, disini saya ingin menuangkan pemikiran dan sudut pandang saya yang mungkin  terkesan seperti opini dan mungkin itu juga opini. Karena dasar pemikiran yang saya curahkan bukan dari sesuatu yang mungkin dasarnya saya sendiri kurang memahami, tapi sebatas pandangan dan pemikiran saya dalam konten yang akan saya sampaikan.

Ya ...

Sedekah yang Dipaksakan

Dalam sebuah kehidupan manusia dianjurkan untuk bisa membangun suatu hubungan baik secara vertikal maupun horizontal. Kita paham bahwa hubungan vertikal tentu hubungan kita dengan Yang Maha Kuasa. Sedangkan hubungan horizontal yaitu menjalin hubungan kita dengan sesama makhluk. Dalam kontek yang akan kita bahas adalah hubungan kita dengan sesama makhluk. Kita sadar, bahwa mahkluk di bumi ini bukan cuma sebatas manusia akan tetapi ada hewan dan tumbuhan serta alam semesta. Semua itu harus kita jalin hubungan secara baik.

Secara teori dan apabila dilisankan kata baik sangatlah mudah dan ringan, akan tetapi ketika kita menerapkannya dalam kehidupan yang nyata tidaklah segampang ketika mengucapkan. Kenapa demikian? Kita paham bahwa setiap manusia itu pasti punya karakter dan sudut pandang yang berbeda. Hal inilah yang terkadang sulit kata baik itu melekat pada diri kita.Terkadang kita sudah berusaha sebaik mungkin menurut kita ternyata belum lah tepat baik menurut orang lain atau sekelompok orang. Jadi, baik menurutku ada 3, yaitu baik menurut diri sendiri, baik menurut orang lain, dan benar menurut Tuhan. Kenapa ko kata benar itu untuk Tuhan (Allah bagi kaum muslim), karena sudah menurut aturan Tuhan dipastikan akan baik dan benar juga manusia. Karena kata baik itu relevan sedangkan benar itu hal yang baku. Nah, pembaca yang budiman hendaknya kita berusaha agar apa yang kita lakukan bisa baik ketiganya. Amin.

Terkait dengan bagaimana kita menjalin hubungan sesama makhluk dengan baik, hal ini dapat dilihat dengan merasakan pada hati kita masing-masing sebagai pembeda apakah yang sudah kita lakukan baik atau belum. Yakinlah ketika kita melakukan sesuatu hal yang baik secara fitrah manusia pasti dalam relung hati yang paling dalam akan merasakan suatu kebahagiaan, ketenangan, dan menumbuhkan rasa cinta kasih antarsesama. Namun sebaliknya, meski secara visual terlihat seperti tidak terjadi sautu apa-apa akan tetapi jika hal yang tidak baik dilakukan, dipastikan dalam relung hati yang paling dalam akan merasakan kecamasan, rasa takut, rasa bersalah, gundah gulana, galau dan sebagainya yang akan menggangu ketenangan hidupnya.

Mungkin akan ada pertanyaan, jika demikian mengapa masih banyak Saudara-saudara yang mungkin (maaf) masih berbuat yang kurang baik? Ya, jawabnya karena dalam dirinya sudah dikuasai oleh nafsunya dan tidak mampu mengendalikannya, serta tak mampu lagi melihat fitrah dirinya sendiri, tak mampu lagi melihat dirinya sendiri, bahasa umum instropeksi diri (kalo dalam bahasa Jawa "metani awake dewe").

Karena yang namanya instropeksi diri merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan, seperti pepatah semut di lautan kelihatan, gajah di pepupuk mata tidak terlihat. Sulit rasanya memang kita menilai diri kita sendiri, mencari kesalahan diri sendiri, yang ada hanya sesuatu yang baik, sesuatu yang benar yang ada diri kita. Sering mungkin dalam diri kita merasa kita sudah baik dengan sesama, sudah sering membantu teman, bakti terhadap orang tua dan saudara-saudaranya, berbagi dengan sesama dan lain sebagainya. Dan apakah itu benar-benar sudah kita lakukan dengan tulus?

Menjalin silaturahmi dan berbagi dari yang pernah saya pahami dapat memperpanjang umur kita. kata berbagi itu identik dengan kata sedekah. Sedekah itu banyak macamnya, ada yang bilang sedekah yang paling murah yaitu senyum. Sedekah bisa juga berupa sedekah ilmu, materi, tenaga, maupun gagasan/pendapat. Sering kita dengar bahwa kalau kita mau berbagi/sedakah pasti kita akan menjadi orang yang kaya, tergantung apa yang kita bagi/sedekahkan. Kita bagi ilmu, pasti ilmunya malah makin nambah alias kaya ilmu, kita bagi tenaga maka kita semakin sehat, kita membagikan materi/uang maka materi kita pun akan semakin bertambah. Namun untuk berbagi materi ini butuh pemahaman konsep dasar yang kuat karena memang kalo kita menggunakan otak kiri kita maka hal ini tidak bisa ketemu solusinya dan seolah bertolak belakang dengan konsep tesebut. Dan berbagi materi ini mungkin sebagian dari kita masih sulit melakukannya.

Saya meyakini, bahwa dalam agama apapun berbagi itu pasti dianjurkan. Artinya hukum ini berlaku untuk siapa saja. Dan saya meyakini juga bahwa apa yang kita miliki pun sebagian adalah terdapat hak untuk orang lain, maka dari itulah kita berbagi dari apa yang kita miliki.

Pembaca yang budiman, sering kita mendengar bahwa dengan kita berbagi dapat menyehatkan tubuh kita. Ya, saya pun sepakat itu. Karena kita kita bisa berbagi terhadap sesama maka kita akan merasakan kebahagian yang tak terhingga terlebih melihat orang-orang yang kita santuni adalah orang yang sangat membutuhkan, akan nampak sekali kegembiraan  yang nampak dari raut wajah mereka dan hal itu yang akan sinkron dengan perasaan kita. Dan biasanya orang-orang yang kita santuni akan mengutarakan sesuatu secara tulus, apa itu? yaitu doa untuk yang menyantuni, doa keselamatan, rezeki yang lancar dan berkah, keselamatan dan hal baik lainnya. Itulah alasannya mengapa saya sepakat.

Terkadang, ketika kita mendapat musibah jarang kita bercermin, ada yang salahkah dengan kita? mungkin kita kurang perhatian dengan orang tua kita, mungkin hubungan kita dengan saudra-saudara kita kurang harmonis, mungkin juga kita kurang sedekah, mungkin kita sering mempersulit urusan orang dan lain sebagainya. Gunaka cermin sebesar mungkin untuk melihat diri kita sendiri dengan penuh perenungan.

Karena menurutku kita mendapat musibah itu ada 3 kemungkinan, pertama mungkin itu ujian, mungkin itu peringatan, atau malah bahkan suatu teguran. Musibah yang kita terima patut disyukuri, artinya Tuhan masih sayang dengan kita. Jika itu sebuah ujian artinya derajat kita akan ditambahkan/ditingkatkan, namun jika kita mendapat peringatan artinya ada yang salah dengan kita. Sebaiknya kita cepat-cepat sadar akan kekeliruan kita dengan peringatan yang Tuhan berikan, jangan sampai pada sebuah teguran karena kelalaian kita. 

Musibah yang kita terima mungkin berupa peringatan atau teguran dapat berupa terkena penyakit, kecelakaan, ataupun yang lainnya yang dapat kita semakin terpuruk dalam kehidupan dunia. Cepat-cepatlah kita sadar dan instropeksi jika kejadi ini terjadi, mungkin kita kurang perhatian dengan orang tua, kurang harmonis dengan saudara dan tetangga, kurang sedekah,  kurang bersyukur atas nimkat yang tuhan berikan, atau mungkin kita salah satu orang yang hobi mengambil hak orang lain, dan lain sebagainya. Dan pada kondisi demikian, mau tidak mau kita harus mencari solusi terbaik untuk keluar dari belenggu tersebut. Ketika kita sakit, tentulah harus berobat ke dokter ataupun secara alternatif, dan terkadang tak cukup hanya dengan satu dua kali berobat, tak cukup juga terkadang dengan satu dua orang dokter, tak cukup juga dengan hanya satu tempat berobat, mencari tempat dan obat yang cocok untuk menyembuhkan penyakit kita. Begitupun jika kita mendapat musibah berupa kecelakaaan, hal yang sama pun harus dilakukan. Nah, pada situasi demikian tidak dapat kita hindari biayapun harus kita keluarkan untuk proses pengobatan dan bisa dipastikan butuh biaya yang cukup besar demi kesembuhan dan kesehatan kita.

Pembaca yang budiman, mempelajari dari kondisi dan situasi tersebut mari kita renungi, adakah yang salah dengan kita? Pertanyaan itu tujukan dengan diri kita, jikalau kita tidak mampu menemukan sesuatu yang keliru mungkin kita butuh orang dekat yang bisa kita yakini mampu memberikan solusi. Dengan ketentuan kita harus siap menerima apapun yang akan disampaikannya karena biasanya yang namanya saran ataupun kritik terlebih berhubungan dengan kekeliruan dan kesalahan kita sangat sulit rasanya untuk diterima. Itu salah satu konsekuensinya. Namun, curhat yang paling tepat yaitu pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Merenungi pertanyaan diatas, jangan-jangan itu peringatan dan teguran dari Tuhan, jangan-jangan biaya yang cukup besar itu yang kita keluarkan bagian dari sedekah yang yang dipaksakan, yang justru harus kita keluarkan bukan niat yang tulus dari kita, namun suatu kondisi yang memaksa, yang harusnya bisa kita sedekahkah di masa dan kondisi kita sehat dengan sedekah yang tulus. Dan mungkin itu merupakan teguran dari Tuhan. Untuk itu sebelum Tuhan memaksa kita untuk sedekah, mari kita belajar sedekah.

Yakinlah berbagi itu INDAH
Indahnya Berbagi

Demikian mungkin sedikit pemikiran dan sudut pandang saya dalam kontek ini. Apabila ada hal yang mungkin kurang berkenan dalam konten ini mohon maaf dan mohon saran serta kritiknya. Kiranya tulisan ini bermanfaat sebagai bahan muhasabah kita bersama.





20 komentar:

  1. Balasan
    1. Punya ibu juga ga kalah keren ... Salut saya bu

      Hapus
  2. Memang Luar Biasa Bapak Satu ini,, salud untuk Bapak yang multi talenta,,, semangat dan jadilah terus motivator kami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matursuwun pak ... Disini kita sama2 masih belajar, belajar menulis menuangkan isi hati dalam bentuk tulisan, belajar materi blogger. Dan pastinya konten ini setidaknya mengingatkan dan memotivasi diri saya pribadi dulu, syukur2 bisa bermanfaat untuk pembaca.

      Bapak juga super, salam literasi

      Hapus
  3. Super keren pokoke top markotop gak perlu diragukan lagi pengganti pak susanto narasumber 2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh Bu ...
      Tapi klo untuk menggantikan Coach Pak Santo, kata imposible itu yg tepat. Karena kemampuan menulis itu perlu adanya latihan yg kontinyu, sedangkan AQ baru kali ini ....hehehhehe

      Hapus
  4. Sip pak.manu teruuus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh Bu ... Ni masih belajar menuangkan pemikiran dalam tulisan. Dan ternyata lumayan rumit meski unik dan asyik

      Hapus
  5. Balasan
    1. Matursuwun Pak ... Berkat ilmu dan motivasi dr Bapak sampai gagasan itu bisa tertuang dalam tulisan ini meski q sadar masih jauh dr kata sempurna

      Hapus
  6. Master superrrr, asli keren banget untaian rangkai kata-katanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berkat bimbingan dan ilmu yg Master berikan ... Dan q sadari masih banyak yg kurang tepat

      Hapus
  7. Pelajaran hidup yang luar dlm hidup manusia. Mantap👍🏼

    BalasHapus